Man Jadda Wajada

Hari ini aku telah menamatkan novel pemberian kakak kost ku, katanya novel ini sangat bagus dan menginspirasi, penggugah semangat yang telah pudar. Novel ini berjudul negeri 5 menara. Novel yang uda berbulan-bulan lamanya, mungkin hampir setengah tahun di rak buku ku, tak pernah sekali pun aku menyentuhnya. Ia tersusun rapi bersama buku kalkulus, panduan KKP, teori himpunan, analisis dan segala macam buku yang ku pegang setahun sekali, kalo ada materi kuliah di buku itu. Maklum lah aku bukan tipe orang yang suka baca, jadi aku sama sekali tak berminat membacanya, hanya menghargai jadi kuterima buku itu..

Sampai dengan aku KP ini, akhir2 ini bosan yang amat tak tau bilang mendera hidupku. Akhirnya kuputuskan membawa novel tersebut dan niat ku membuka beberapa lembar saja, jikalau emang aku bosan nggak tau mau ngapain. Setelah aku membuka beberapa lembar, sampai akhirnya aku ketagihan. Buku ini sungguh luar biasa bagiku, penggugah semangat meraih cita2 yang mustahil dipikirkan, muluk2 diucapkan. Cita-cita itu uda sejak lama ku kubur dan ku buang dari pikiranku. Cita2 yang sudah kutanam jauh sejak SMP. Dulu, setiap doa ku tak lupa aku iring dengan cita2 ku itu. Namun sejak  aku memasuki bangku kuliah. Doa ku mulai pudar tentang cita2 ku itu, hasrat dan niat ku pun lambat laun terkubur dengan berjalannya waktu, karna aku menganggap cita2 ku aneh, terlalu muluk2 memikirkannya. Aku yang memiliki keterbatasan IQ dan keterbatasan berbicara bahasa inggris ini, tak kan mungkin bisa meraihnya, itu pikirku semenjak memasuki bangku kuliah. Tak kan mungkin kesampaian pikirku...

Taukah kalian mimpi dan cita2 ku itu?? Melanjutkan studi dan sampai berkeluarga dinegeri paman sam itu, Amerika. Kenapa amerika yang aku pilih dari beberapa benua hebat yang ada. Padahal aku tau amerika itu Negara yahudi laknatullah. Tapi ntah lah, aku juga tidak mengerti, mengapa aku sangat ingin menjejakkan kaki disana. Mungkin dikarenakan aku pernah membaca artikel begitu kokohnya persatuan muslim disana aku ingin melihatnya dengan mata ku, walaupun hanya segelintir orang, aku penasaran bagaimana mereka bisa hidup diantara cacian para yahudi diamerika tentang agamaku ataupun bagaimana mereka bisa bekerja, kuliah,belajar diantara segelintir pemahaman Kristen sekarang yang sangat membenci agamaku. Mungkin juga aku ingin kesana dikarenakan kebanyakan buku bacaan aku berisikan tentang Negara adidaya itu. Atau mungkin juga, setiap film yang aku tonton, settingnya dinegara itu, atau juga bruce willis actor favoritku juga berasal dari Negara itu. Banyak kemungkinan, aku tidak tau pasti mengapa cita2 ku ingin kesana. Bukan aku bangga dengan Negara itu, siapa yang bangga dengan Negara yang telah memerangi saudaraku, umat islam besar2an. Atau Negara yang mayoritas penduduknya yahudi laknatullah. Bukan karna itu, tapi ntah kenapa, aku sangat ingin menginjakkan kakiku disana, menyaksikan sendiri gedung2 U.S Capitol disana, menyaksikan sendiri meseum2 terbesar disana. Juga membangun keluarga kecil bersama muslim lainnya disana.

Aku jadi teringat guyonanku bersama temen2 ku, bahwasanya 5 tahun kedepan, aku dan suamiku akan menetap disana. Sebenarnya guyonan itu tipis antara barcanda dan harapan doaku. Bercanda karna aku menganggap tak kan mungkin kesampaian, harapan doa ku karena bukan kan Allah Maha Mendengar setiap ucapan, Allah mendengar setiap suara hati beribu-ribu hambanya didunia ini.

Man jadda wajada “siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”. Aku terkesima dengan kata2 itu. Tiba2 dunia ku berhenti, sontak seakan2 kata2 itu sangat menyindirku. Ku ulang membaca kata2 itu, sampai aku tak mengingat berapa kali aku mengulangnya. Tiba-tiba ingatan ku berputar kebeberapa bulan yang lalu, mengingat kata temenku “sari..jangan pernah meremehkan impian, bermimpi kan nggak dilarang, bukankah sudah banyak bukti hal yang nggak mungkin jadi mungkin, ingat nggak orang yang biasa aja yang ilmunya pas2an uda kemana2, kenapa kita nggak??”, omongan bagai kereta api express itu beruntun-runtun menusuk ingatanku. Yang saat itu aku hanya menjawab sekenanya “uda nggak usah terlalu piker macam2, nggak usah muluk2, mikir aja kapan kita tamat dari sini, semuanya itu ada jalan dari Allah, pasti indah pada waktunya sendiri”. Tiba2 aku mengingat percakapan ngaur ngidul aku dan temen ku dan temenku yang satu lagi dikantin Mipa. Kata2 ku itu seakan2 pasrah akan keadaan.

Man jadda wajada kembali membuat harapanku bersinar, seakan2 aku terbangun dari tidur panjangku. Novel itu seakan2 menyadarkan aku nggak boleh meremehkan setiap impian. Setiap doaku teriring kembali dengan cita2ku itu, aku tak peduli apa yang terjadi didepan. Aku percaya akan kekuatan doa, sangat yakin. Karna doaku pernah dimustajab langsung oleh Allah dalam sehari, sungguh Ia tidak pernah tidur. Padahal doa itu sangat mustahil dikabulkan. Tapi Ia menjawabnya. Aku menangis sejadi-jadinya karna telah meragukan-Nya, sering berburuk sangka pada-Nya. Allah Maha penyayang hamba-Nya. Man shabara Zhafira “siapa yang bersabar akan beruntung”, cukup dengan pasang niat yang kuat, berusaha keras, dan berdoa khusyuk, lambat laun Allah akan menjawab semua doa kita, itu sunnatullah-Hukum Tuhan.

Aku tak tau apa yang ada dipikiran ku saat ini, kalo dibilang bodoh iyaa,  norak jugak iyaaa, karna aku lagi bermimpi jauh jauh sekali. Aku tak tau apa yang terjadi didepan, aku hanya berbaik sangka, Allah mendengar setiap keluh kesahku, suara hatiku dan setiap harapanku. Aku berharap banyak saat ini setelah membaca novel itu, walaupun aku tak tau apa yang terjadi didepan. Hanya saja aku harus lebih “going the extra miles”, apa yang terjadi didepan Rahasia-Nya.

Duh, Tuhan yang Maha mendengar, aku yakin Engkau mendengar jeritan hatiku, bolehkah aku kesana??
ya Allah, mungkinkah aku bisa menjejakkan kaki ku dibenua itu?? Wallahualam.

Sebait doa kupinta :
Allahummaftah ‘Alaina hikmatan wansur ‘Alaina birahmatika yaa Arrhamarrahimin. Amin
“ya Allah Tuhan kami, bukakanah kepada kami hikmah dan bantulah kami dengan Rahmat-Mu, Wahai Sang Maha pengasih”. Amin.

Pesanku hanya saja :
jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun, Allah sungguh Maha mendengar setiap ucapan—aku kutip dari novel tersebut.

Catatan kecil:
Catatan ini terkhusus buat para sahabatku nanda dan nisa, kita doa sama-sama yaaa..

Ini impian ku, Apa impian kalian??   

3 Response to "Man Jadda Wajada"

  1. kayaknya nisa tahulah kejadian di kantin yang sari ceritain :p

    *nisa sama nanda ceramahin sari :p
    **kan udah berulang kali dibilang saatnya untuk menghitung mundur \^^/

    fighting!!!!!
    ikut aja yang kemaren tu nisa bilang sama sari,,ke Amerika juga lohhhhhhhhhhhhhhhhh
    karena masih lama..

    keep fighting syg...
    pokoknya proposal ke bulan,belum ada jawaban dari NASA..
    hihihihi...
    :p

    @nisookk :: jangan memulai yaa,saia gk pengen ngeinget ntu kejadian slanjut-a,gk mau saia k amerika dy,hiks hiks T.T

    @vee :: hahaha...salam yaa sama alien d sana kalo uda ada jwban dari NASA ve syg,y penteng ngajak si nisok tu,hihihi :D

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme